Sabtu, 08 Desember 2012

bentuk-bentuk perubahan sosial budaya


1.      Perubahan Lambat dan Perubahan Cepat
Perubahan bisa berjalan lambat, yaitu melalui beberapa tahapan. Seperti halnya rangkaian perubahan kecil yang saling mengikuti dengan lambat. Hal ini sering disebut dengan evolusi. Pada evolusi perubahan terjadi dengan sendirinya tanpa rencana atau kehendak tertentu. Namun ada pula perubahan yang cepat terjadi, seperti pada revolusi yang segalanya bisa berubah dengan seketika. Contohnya Revolusi Industri di Inggris, dimana perubahan-perubahan terjadi dari tahap produksi tanpa mesin menuju ke tahap produksi menggunakan mesin. Perubahan tersebut dianggap cepat, karena mengubah sendi-sendi pokok kehidupan masyarakat, seperti sistem kekeluargaan, hubungan antara buruh dengan majikan dan seterusnya. Suatu revolusi dapat berlangsung dengan didahului oleh suatu pemberontakan (revolt, rebellion) yang kemudian menjelma menjadi revolusi. Misalnya, pemberontakan para petani di Banten pada tahun 1888 yang didahului dengan suatu kekerasan, sebelum menjadi revolusi yang mengubah sendi-sendi kehidupan masyarakat. Menurut Soerjono Soekanto, dalam kajian Sosiologi syarat-syarat terjadinya suatu revolusi, antara lain:
a)      Harus ada keinginan umum untuk mengadakan suatu perubahan. Di dalam masyarakat harus ada perasaan tidak puas terhadap keadaan, dan harus ada suatu keinginan untuk mencapai perbaikan dengan perubahan keadaan tersebut.
b)     Adanya seorang pemimpin atau sekelompok orang yang dianggap mampu memimpin masyarakat tersebut.
c)      Pemimpin yang dapat menampung keinginan-keinginan masyarakat untuk kemudian merumuskan serta menegaskan rasa tidak puas tadi menjadi program dan arah gerakan.
d)     Pemimpin tersebut harus dapat menunjukkan suatu tujuan pada masyarakat. Artinya adalah bahwa tujuan tersebut terutama sifatnya konkret dan dapat dilihat oleh masyarakat. Di samping itu diperlukan juga suatu tujuan yang abstrak, misalnya perumusan suatu ideologi tertentu
e)      Harus ada “momentum”, yaitu saat di mana segala keadaan dan faktor sudah tepat dan baik untuk memulai suatu gerakan. Apabila “momentum” keliru, maka revolusi dapat gagal.

2.      Perubahan Kecil dan Perubahan Besar
Perubahan-perubahan kecil adalah perubahan-perubahan yang terjadi pada unsur-unsur struktur sosial yang tidak membawa pengaruh langsung bagi masyarakat. Contoh: mode pakaian yang selalu mengalami perubahan, tidak akan membawa pengaruh apa-apa bagi masyarakat secara keseluruhan. Hal ini karena mode pakaian tidak mengakibatkan perubahan-perubahan pada lembaga kemasyarakatan. Sebaliknya, perubahan besar akan berpengaruh pada berbagai lembaga kemasyarakatan. Contoh: proses industrialisasi yang berlangsung pada masyarakat agraris merupakan perubahan yang akan membawa pengaruh besar pada masyarakat karena akan mempengaruhi hubungan kerja, sistem kepemilikan tanah, hubungan kekeluargaan, stratifikasi masyarakat, dan seterusnya
 
3.  Perubahan yang dikehendaki (intended change) atau perubahan yang direncanakan (planned change) dan perubahan yang tidak dikehendaki (unintended change) atau perubahan yang tidak direncanakan (unplanned change).
Perubahan yang dikehendaki atau direncanakan merupakan perubahan yang diperkirakan atau yang telah direncanakan terlebih dahulu oleh pihak-pihak yang hendak mengadakan perubahan di dalam masyarakat. Pihak yang ingin mengadakan perubahan disebut dengan agent of change, yaitu bisa terjelma pada seseorang atau sekelompok orang yang mendapat kepercayaan masyarakat sebagai pemimpin satu atau lebih lembaga-lembaga kemasyarakatan.
Sedangkan perubahan sosial yang tidak dikehendaki atau yang tidak direncanakan merupakan perubahan-perubahan yang terjadi tanpa dikehendaki, berlangsung di luar jangkauan pengawasan masyarakat dan dapat menyebabkan timbulnya akibat-akibat sosial yang tidak diharapkan masyarakat. Hanya saja apabila perubahan yang tidak dikehendaki tersebut berlangsung bersamaan dengan suatu perubahan yang dikehendaki, maka perubahan tersebut mungkin mempunyai pengaruh yang demikian besarnya terhadap perubahan-perubahan yang dikehendaki. Namun bisa jadi dalam kehidupan masyarakat, justru perubahan yang tidak dikehendaki sangat diharapkan dan diterima oleh masyarakat. Demikian pula sebaliknya.

negara dari aspek kebudayaan


Indonesia adalah bangsa besar, tetapi sebagian rakyatnya kurang mengetahuinya. Begitulah Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh mengingatkan, ketika menyambut acara Temu Redaktur Budaya se-Indonesia pada 9-11 Oktobner 2012 di Jakarta.
Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia yang mempunyai 17.508 pulau. Indonesia terbentang antara 6 derajat garis lintang utara sampai 11 derajat garis lintang selatan, dan dari 97 derajat sampai 141 derajat garis bujur timur serta terletak antara dua benua yaitu benua Asia dan Australia/Oceania. Posisi strategis ini mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap kebudayaan, sosial, politik, dan ekonomi.
Indonesia adalah merupakan negara yang mempunyai potensi menjadi negara besar. Factor jumlah penduduk yang besar, luas wilayah, kekayaan sumber daya alam, kebhinnekaan agama, etnis dan kultur, memberi peluang untuk itu. Indonesia berbeda dengan negara-negara lainnya yang ada didunia, karena Indonesia merupakan “benua maritim” yang sangat luas dengan corak alam sangat bervariasi disertai kemajemukan yang tinggi diantara lebih 400 etis yang mendiaminya. Penduduknya sudah melampaui 200 juta, yang menjadikan Indonesia sebagai negara ke empat didunia dengan penduduk terbanyak.
Banyak orang memprediksi Indonesia kurang kuat dalam menata kembali kondisi negara yang sudah hancur luluh lantak di akibatkan dari krisis ekonomi yang mendera, namun ternyata prediksi itu salah besar, sebab bangsa Indonesia mampu bangkit kembali dari keterpurukan, sehingga dengan kemajuan saat ini bangsa Indonesia di perkirakan pada tahun 2015 akan menjadi salah satu macan di asia, dengan melihat kondisi bangsa Indonesia yang kian membaik dari tahun ketahun, sehingga mulai keluar dari krisis yang mencabik-cabik bangsa kita.
Dinamika sosial dan kebudayaan itu, tidak terkecuali melanda masyarakat Indonesia, walaupun luas spektrum dan kecepatannya berbeda-beda. Demikian pula masyarakat dan kebudayaan Indonesia pernah berkembang dengan pesatnya di masa lampau, walaupun perkembangannya dewasa ini agak tertinggal apabila dibandingkan dengan perkembangan di negeri maju lainnya. Betapapun, masyarakat dan kebudayaan Indonesia yang beranekaragam itu tidak pernah mengalami kemandegan sebagai perwujudan tanggapan aktif masyarakat terhadap tantangan yang timbul akibat perubahan lingkungan dalam arti luas maupun pergantian generasi.
Ada sejumlah kekuatan yang mendorong terjadinya perkembangan sosial budaya masyarakat Indonesia. Secara kategorikal ada 2 kekuatan yang memicu perubahan sosial, Petama, adalah kekuatan dari dalam masyarakat sendiri (internal factor), seperti pergantian generasi dan berbagai penemuan dan rekayasa setempat. Kedua, adalah kekuatan dari luar masyarakat (external factor), seperti pengaruh kontak-kontak antar budaya (culture contact) secara langsung maupun persebaran (unsur) kebudayaan serta perubahan lingkungan hidup yang pada gilirannya dapat memacu perkembangan sosial dan kebudayaan masyarakat yang harus menata kembali kehidupan mereka .
Salah satu unsur dari Negara adalah adanya suatu penduduk. Setiap Negara pasti mempunyai penduduk, Penduduk yang mendiami suatu Negara pastinya mempunyai beberapa ciri khas yang nantinya bisa membedakan dari bangsa lain. Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa, agama serta kepercayaan yang berbeda. Ada Batak, Karo, Minangkabau, Melayu di Sumatra dan sebagainya. Ada banyak agama yang diakui di Indonesia yaitu Islam, Kristen, Hindu, dan Buddha bahkan kini Kepercayaan Konghucu juga diakui. Namun dengan demikian Indonesia masih tetap bersatu sampai saat ini.
Dengan adanya kebudayaan Indonesia yang beragam itu dapat diilustrasikan bagai bintang-bintang dilangit yang bertebaran bak mutiara menghiasi jagat raya. Hal ini membawa nama Indonesia ke kancah internasional. Karena, seperti yang telah dijelaskan tadi Indonesia memiliki banyak sekali kebudayaan yang tidak pernah dimiliki oleh Negara lain. Adapun sebagian kecil dari kebudayaan Indonesia yang terkenal di dunia adalah:
Ø  wayang kulit yang menampilkan kisah-kisah tentang kejadian mitologis. Seni pantun, gurindam, dan sebagainya dari pelbagai daerah seperti pantun Melayu, dan pantun-pantun lainnya acapkali dipergunakan dalam acara-acara tertentu yaitu perhelatan, pentas seni, dan lain-lain. Ataupun di bidang busana warisan budaya yang terkenal di seluruh dunia adalah kerajinan batik. Beberapa daerah yang terkenal akan industri batik meliputi Yogyakarta, Solo, dan juga Pekalongan. 
Ø  Banyak juga seni tari yang berisikan nilai-nilai Islam. Beberapa di antaranya dapat ditemukan di daerah Sumatra seperti tari Saman Meusukat dan Tari Seudati dari Nanggroe Aceh Darussalam
Ø  Pencak silat adalah seni bela diri yang unik yang berasal dari wilayah Indonesia. Seni bela diri ini kadang-kadang ditampilkan pada acara-acara pertunjukkan yang biasanya diikuti dengan musik tradisional Indonesia berupa gamelan dan seni musik tradisional lainnya sesuai dengan daerah asalnya.
Ø  Seni musik di Indonesia, baik tradisional maupun modern sangat banyak terbentang dari Sabang hingga Merauke. Musik tradisional termasuk juga keroncong Jawa dikenali oleh hampir semua rakyat Indonesia, namun yang lebih berkuasa dalam paras lagu di Indonesia yaitu seni lagu modern kemudian Dangdut. Dangdut adalah salah satu musik Indonesia yang sudah merakyat di wilayah Nusantara, yang dipadu dari unsur musik Melayu, India, dan juga musik tradisional Indonesia. Dinamakan Dangdut karena suara musik yang terdengar adalah suara 'dang' dan 'dut' dan musik Dangdut lebih dikuasai oleh suara gendang dan suling. Lagu-lagu dangdut biasanya didendangkan oleh pedangdut dengan goyangannya yang seronok dan lemah gemulai yang disesuaikan dengan tempo lagunya. Ada berbagai macam corak musik Dangdut, antara lain Dangdut Melayu, Dangdut Modern (Dangdut masa kini yang alat musiknya telah ditambah dengan alat musik modern); dan Dangdut Pesisir (Lagu dangdut tradisional Jawa, Sunda, dll). Pada tahun 70-an, dangdut lebih dikenal sebagai aliran musik orkes Melayu, yang kemudian pada awal tahun 80-an ia lebih dikenal dengan sebutan Dangdut.
Kebudayaan Indonesia berkaitan dengan keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya masyarakat yang tinggal mendiami wilayah Indonesia. Kebudayaan Indonesia yang terbentuk dari ratusan budaya daerah memiliki karakteristik tersendiri dibandingkan dengan negara lain.
Di sini ditemukan ratusan adat istiadat, kesenian, dan bahasa sukubangsa yang berbeda-beda, yang merupakan  potensi untuk dikembangkan dalam proses pembangunan ke depan terutama untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat lahir dan batin.  
Terkait dengan aspek peningkatan kesejahteraan masyarakat, ada dua model pendekatan. Pertama, dilihat dari sisi peningkatan kesejahteraan lahir, kebudayaan bisa dikembangkan dalam rangka mendukung timbulnya pariwisata yang ujung-ujungnya masyarakat akan memperoleh dampak ekonomi secara langsung. Selain itu pula dengan munculnya industri kreatif yang berbasis budaya lokal juga mendorong usaha kecil masyarakat untuk tumbuh dan berkembang di wilayah pedesaan. Kedua, dilihat dari segi peningkatan kesejahteraan batin,  pembangunan kebudayaan mampu menumbuhkan nilai-nilai kesetiakawan sosial, nasionalisme, cinta terhadap budaya sendiri,  toleransi, ramah, sopan santun, dan toleransi tinggi. Dalam hal ini pembangunan kebudayaan merupakan bagian yang tidak bisa dipisahkan dari pembangunan pendidikan. Untuk membentuk manusia Indonesia yang kreatif, berkarakter, dan produktif merupakan keterpaduan antara pembangunan di bidang pendidikan dan kebudayaan. 
Dan bila kebudayaan kemudian dimaknai sebagai rangkaian nilai yang memberikan makna atas kehidupan, maka di dalam kebudayaan Indonesia termaktub pula pemahaman atas keberadaan dan keberlanjutan Negara Kesatuan Republik Indonesia, Undang Undang Dasar 1945, dan Pancasila sebagai dasar Negara yang selanjutnya ditegaskan sebagai pilar-pilar kebudayaan. Bila sebuah Negara tidak memiliki identitas budaya yang kuat, maka ia kalah, terserap, dan hanya menjadi konsumen pasif dari budaya bangsa lain.

sosiologi pedesaan

Sosiologi Pedesaan merupakan suatu cabang sosiologi yang mempelajari gejala sosial di pedesaan. Menurut T. Lynn Smith dan Paul E. Zapt sosiologi pedesaan adalah kumpulan pengetahuan yang telah disistematisasi yang dihasilkan lewat penerapan metode ilmiah ke dalam studi tentang masyarakat pedesaan, struktur organisasinya, proses-prosesnya, sistem sosialnya yang pokok dan perubahan-perubahannya (Rahardjo, 1999).AR Desai mengatakan bahwa " sosiologi pedesaan adalah ilmu masyarakat pedesaan . Ini adalah ilmu tentang hukum perkembangan masyarakat pedesaan.
1. Sanderson mengatakan sosiologi pedesaan adalah sosiologi pedesaan hidup di lingkungan pedesaan.
2. Bertand berpendapat bahwa sosiologi pedesaan adalah studi tentang hubungan manusia dalam lingkungan pedesaan.